Sebetulnya sebelum aku diterima di SMAN 7 aku juga pernah terdaftar sebagai calon murid di SMA Banua Kalsel. Sebuah sekolah berbasis asrama dan merupakan sekolah yang di biayai dengan APBD Kalsel. Sekolah ini cukup favorit di kotaku, karena untuk bisa diterima maka semua nilai di raport harus diatas angka 8. Seleksinyapun cukup berat, selain harus lulus administrasi para peserta juga harus memiliki tinggi minimal 160 cm untuk siswa pria dan juga sederet syarat kesehatan fisik lainnya. Saat ini aku gagal masuk karena alasan fisik, yaitu aku terdiagnosa harus memakai kacamata. Yah...sudahlah...mungkin bukan jodohku untuk masuk di sekolah itu.
Gagal masuk di SMA Banua Kalsel, aku langsung ikut tes penerimaan siswa SMA baru secara online. Aku memilih SMAN 7 dan SMAN 2...dan Alhamdulillah aku akhirnya diterima di SMAN 7. Wuih...senangnya..karena memang sekolah ini merupakan sekolah yang aku harapkan... Dalam proses selanjutnya aku ternyata juga dapat diterima di kelas Akselerasi. Senang bercampur kuatir karena berarti aku dapat lebih cepat dibandingkan teman di kelas reguler tetapi kuatir jika memikirkan beban berat dan tanggung jawab yang harus aku emban di kelas tersebut. Tetapi dengan dorongan semangat dari kedua orang tuaku serta keluarga yang lain maka aku memantapkan diri untuk masuk kembali di kelas Akselesari SMAN 7, seperti yang telah aku jalanin sewaktu aku masih di SMP.
Oh ya...selain kegembiraan berhasil masuk di SMAN 7 ada kegembiraan lain yang aku terima. Sekitar bulan Maret 2014 aku bisa melaksanakan ujian kenaikkan sabuk karate. Memang sudah selama 3 tahun aku telah memegang sabuk Coklat Karate dan dengan mengikuti ujian tersebut maka aku berkesempatan meningkatkan tingkatan sabuk menjadi sabuk Hitam. Alhamdulillah setelah mengikuti ujian karate selama 2 hari penuh di pusat pelatihan karate Amura, maka aku dinyatakan lulus dan layak menyandang sabuk Hitam Dan 1.
Begitulah..pengalaman-pengalamanku